Ha-haayyyy… *cipika-cipiki* Ada yang berbeda dari saya? Baiklahh, saya mao jujur mengakui kalo kemarennya selama dua hari saya plesir ke Tidung, itu sebab saya terlihat agak tanned *Bangga*. Apa? Kamu gataw Tidung dimana? OMG, serius kamu gataw? *Geleng-geleng kepala* Baiklah, saya jelaskan yaa… Tidung itu termasuk dalam jajaran kawasan kepulauan seribu di Jakarta, yang terbagi menjadi dua, yaitu Tidung Besar dan Tidung Kecil. Kalo kamu ngajak taruhan dan bilang bahwa laut di Tidung itu sama kotornya dengan laut Ancol ato laut Angke… Ahaaa… ayo bayar taruhanmu ke saya, karena kamu sudah kalah-lahh. Kamu kalah telak sayang:)
Sebenernya awalnya perjalanan ini direncanakan oleh Perempuan Bodoh dan Si Sosok Maya, tapi seperti biasa, sosok maya tetap saja maya bukan:) Jadilah akhirnya saya mengajak teman-teman saya dari komunitas yang lain untuk memuaskan hasrat terpendam jalan-jalan saya. Masuklah dalam daftar Perempuan bodoh nama-nama personil kali ini, yaitu : Mas Tito, Bang Arfi, Denny, Imanuel, Mia, Dessy, Patrice, Vonny, Febby, Tika dan saya tentunya🙂
6.00am : Meeting Point @Pom bensin Muara Angke.
Yang belum sarapan, pilihan satu-satunya cuma mini market pom bensin yang sumpaaahhh mini buanget, tapi lumayan lahh, masehh jual roti-rotian, cemil-cemilann, minum-minuman, dan yang paling penting juga jual kopi-kopian (Eiitts, tapi mereka gamao di bayar pake uang-uangan *serius*). Jadilahh kami sarapan dsitu-tu, ngejongkrok di depan mini market sambil nungguin jatah tiket kapal kami, penyebrangan Angke-Tidung.
7.30am – 10.00am : Perjalanan ke Pulau Tidung.
Perjalanannya lumayan lama, jadi bwat kamu yang hobby mabok, ayolahh persiapkan diri kalian. Sarapan yang cukup, Minum Antimo kalo perlu. Bawa kantong kresex, siap-siap kalo tnyata akhirnya kamu tetep musti nembak. Alhamdulillah sehh, personil kami sehat walafiat smua (gimana ngga, lha wong smuanya pelor = nempel langsung molor) “Jiaahhh… kirain”
Husshhh, sbenernya kami tidak berniat menikmati perjalanan ini dengan tidur, walo tidur memang enak apalagi kalo ada yang nemenin tetapi tolong salahkan ingatan teman-teman saya yang lupa memasukkan kartu UNO ke dalam daftar barang-barang yang seharusnya kami bawa. So… jadilah tidur merupakan pilihan yang paling pas bukan? Yuk-Yuk-Yuks tidurrr… 2.5jam lagi baru sampe koq dear, sabaarrrr…
10.00am – 5.30pm : Hari Pertama, Menikmati Tidung Kecil
Sampai di Pulau Tidung, kami langsung di sambut oleh makanan yang terhidang di atas meja. “Hooorrreeeyyyy… makannn…” *rebutan piring* Fyi, penginapan di Pulau Tidung adalah homestay pada rumah-rumah penduduk sekitar, tapi jangan kwatir, kondisinya maseh manusiawi koq. Yang paling penting kan… bersih, makanan enak, air dan kamar mandi ok, yaangga? yaangga?
Setelah suksez menenangkan naga-naga yang bercokol di perut saya, iseng-iseng saya ngelongok ke halaman rumah, ehh ternyata pemandu kami yang ternyata bernama Bonte (tetapi selalu saya panggil Bento), sudah menyiapkan sepeda warna-warni untuk kami pakai berkeliling pulau. Sumpah, pulaunya indah.
Itu foto kami saat melintasi jembatan cinta (jembatan yang menghubungkan Tidung Besar dan Tidung kecil). Jembatannya lumayan panjang, tapi gausah kwatir, anggota tubuh kita yang bernama kaki itu pastee juga akan menikmati wisata laut ini terutama saat temennya yang bernama mata mulai terpesona melihat air dibawahnya. Sumpahh… jernih gila dear *berdecak kagum, ck-ck-ck…*
Selain itu disalah satu ujung jembatan cinta, ada satu jembatan lengkung yang tinggi-tinggi sekali, dimana tujuannya di khususkan buat kamu-kamu yang suka tantangan dan memacu andrenalin, sehingga kamu bisa uji nyali dengan loncat dari atas jembatan, trus langsung nyebur kelaut. Byuuurrr…. basahh dehhh🙂 Foto dalam posisi loncat tersebut paste kereeennn buangett. Foto yang sangat saya ingin bisa memilikinya, hiks *kucek mata* Hebat dehh, tepuk takjub buat orang-orang yang berani melakukannya, secara saya -walowpun- di bayar sejuta juga ogahh (iy, maonya sepuluh juta. Jiahhh… itu mahh gw juga mao) Hehe… bukan-bukan, bukan begitu. Bukan karena uang koq, walo saya memang selalu menginginkannya, halahhh… tapi ini lebih kearah… *bisik-bisik* saya ga bisa berenang. Hmmm… sebenernya bukan ga bisa, yang tepat adalah… saya baru bisa satu gaya. Gaya dada. Jadi kalo saya loncat dan nyebur laut, kemungkinannya hanya gaya itu yang bisa saya lakukan, “Da-da…” *blebeg-blebeg… tenggelam*
Pulau Tidung juga terkenal dengan pasir putihnya, itu sebab si mas Tito pasrah-pasrah aza saat kami menguburnya hidup-hidup dengan hanya menyisakan kepalanya. Alih-alih maskeran gratis katanya:) Nahh, kalo kamu mao lihat sunset dengan anggunnya, jangan kesorean… dari Tidung Kecil, kamu harus kembali ke Tidung Besar, karena matahari orange itu lebih keliatan sempurna tenggelamnya dari Tidung Besar, serius saya:)
05.30pm – 11.00pm : Makan & makan & makan & m-a-k-a-n
Setelah mandi sore, lagi-lagi… traraa… makanan sudahh tersaji hangat diatas meja. Sekarang menunya: Nasi, Ayam Kecap, Teri Pedas, Tumis Buncis, Emping, Buah: pisang. Makanannya enak, *Kunyah-kunyah* . Tadi siang menu kami: Nasi, Ikan (gataw namanya) yang di masak bumbu, Tahu Bacem, Sayur Asem, Kerupuk Udang, Buah: Melon.
Sambil leyeh-leyeh, tiba-tiba si Bento (ato Bonte?!), sudahh menjemput kami untuk maen bakar-bakaran (BBQ maksudnya). Puas dehh kami rebutan ikan, sampe-sampe saya berani jamin bahwasanya kucing pastee mnangis melihat tulang belulang yang bersih-sih tanpa sisa. Betapa kejamnya pembantaian yang kami lakukan🙂
Oooaaaahhhhhh… Saya ngantukk buanget *menguap lebar* Heyy, gausahh tutup idung getooo dunk, kan saya udahh sikat gigi kalee… Kalo ga percaya, ayoo cium:) –Kabuuuurrrrr–
Hari ke-2 acara kami adalah snorkeling. Tapi ceritanya nanti yaa… sambung di postingan Yuks ke Tidung (Part 2).
Tolong bangunin saya pagi-pagi yaa… *terlelap, Zzzzz…*
( Adeika, 100810 )